Berandai-andai tidak selalu berarti jelek.
Mungkin pemain catur adalah orang yang paling sering berandai-andai sebelum
mengambil langkah yang penting. Seperti
ilustrasi berikut ‘’kalau
saya majukan kuda saya, dia akan lari kesini, ratu saya bisa terancam,...Tetapi
kalau dia lari kesini, saya bisa makan bentengnya... dan seterusnya
...’’. Para eksekutif perusahaan juga sering berandai-andai didalam melihat
berbagai alternatif yang tersedia dihadapannya sebelum mengambil keputusan atau
kebijakan untuk melakukan sesuatu.
Berandai-andai yang didasarkan pada
pertimbangan yang logis, positif, sumber data-data, informasi, dan pengalaman-pengalaman yang
lalu bisa menolong kita didalam mengambil keputusan terbaik. Tetapi
berandai-andai yang impossible atau omong kosong atau khayalan belaka merupakan
hal yang sia-sia dan membuang energi kita. Misalnya seseorang berandai-andai
untuk memilki kantong ajaibnya milik Doraemon. ‘’ Seandainya aku punya kantong ajaibnya doraemon, wah hidupku pasti akan jadi lebih mudah! Kan bisa menyimpan apa pun juga disitu. Dan
kalau butuh barang-barang apapun tinggal memikirkan barang itu, lalu ambil
dikantong ajaib.. dapat deh...Praktis kan?’’
Kita tidak boleh berandai-andai yang
menyebabkan kita hanya menjadi seperti seorang yang hanya menunggu datangnya
keajaiban semata. Jika Tuhan sudah berkata bahwa rancangan yang ada padanya
tentang diri kita adalah untuk mendatangkan kebaikan bagi diri kita, maka jangan lagi kita
memenuhi pikiran tersebut dengan hanya mengandai-andaikan sesuatu, bisakah suatu rezeki itu datang dengan duduk
melamun saja, kan tidak mungkin. Anda harus bergerak untuk bangun,maju dan
berusaha. Sesuatu hal mungkin terjadi, dan sudah terjadi,
tetapi didalam keadaan tertentu. Secara normal kita harus bertindak, bekerja
dan jangan berandai-andai apalagi hanya mengandalkan sebuah keajaiban semata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar