Pondasi Seorang Pemimpin

Saat melihat kokohnya gunung yang berdiri ditengah lautan yang penuh dengan gelombang ombak yang besar mengingatkan kepada sebuah pondasi diri ini. Menatap kuningnya senja saat sore tiba mengingatkanku juga pada sebuah kebersamaan dalam ingatan orang-orang yang kucintai. Lalu tibalah pada waktunya disaat sebuah kesempatan menghampiri pada seseorang yang tidak tahu bagaimana cara untuk memimpin. Setiap orang dibumi ini pasti memilikinya, namun bagaimana dengan dia? apakah dia mempunyai kemampuan untuk memimpin dan mencadi contoh bagi orang lain.
Saat tiba fajar maka berangkatlah dia membawa tas ransel yang penuh, berupaya mendaki sebuah gunung yang kata kebanyakan orang sangat terjal, bahkan batu-batu pijakan sangatlah runcing, begitupun dengan lerengan-lerengan curam yang siap menjatuhkan. Memang bagi orang lain apa yang dilakukannya tidak bermakna tetapi baginya ini sebuah kesempatan untuk belajar mengasah jiwa kepemimpinannya meskipun dari hal-hal yang kecil seperti ini. Dia hanya punya keyakinan, boleh jadi beberapa tetes air membentuk gelombang kecil, namun lama-kelamaan akan menjadi ombak besar yang tak terhalang lagi. Lalu dia mulai berjalan menapaki dari langkah-langkah kecil kesetiap pendakian yang akan dilaluinya, baginya batu-batu yang runcing dan lereng-lereng curam tidak bisa menghalangi tekadnya. Saat dia mulai mendaki lereng gunung angin pun berhembus sangat kencang, dia teringat akan perkataan yang pernah dilontarkan orang kepadanya, mereka berkata bahwa dia tidak mungkin bisa melakukannya, begitu juga dengan yang lain menertawakan hal yang dia lakukan, namun sang pendaki gunung tersebut mengabaikan mereka semua. Memang saat itu dia tergelincir pada lereng yang licin namun dia tak pernah berputus asa meskipun kata-kata itu selalu mendengung ditelinganya.
Haripun sudah beranjak petang hingga sampailah dia pada akhir pendakiannya  sementara orang lain belum pernah mencapai puncak gunung itu, dia melakukannya. Dia hampir tidak percaya pada apa yang sudah dia lakukan, padahal rasa takut itu selalu ada mengiringi dia mulai dari awal pendakiannya hingga akhir, tapi dia selalu berpikiran positif tentang siapa dirinya dan percaya bahwa dia dapat menggapai setiap mimpinya.
Hingga pada akhirnya banyak orang-orang disekitarnya menjadi terinspirasi oleh keyakinan dan kerja kerasnya, setelah itu merekapun memintanya untuk menjadi pemimpin dalam pendakian gunung dan dia menerimanya dengan senang hati.

Ada banyak tantangan untuk menjadi seorang pemimpin, dan keteladanan yang positif membuat anda menjadi pemimpin yang disegani. Apabila seseorang berbuat baik dan melakukan yang terbaik pada setiap hal yang dilakukannya maka setiap pekerjaan akan terasa mudah. Mari semuanya..
Lakukan perubahan!
''Sekarang adalah masa untuk anda Melaju, Memimpin, Dan Merasakan Kejayaan''


Anda Pasti Bisa!

#Terima kasih atas kunjungannya#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Asal Mula Marga di Pulau Nias

Konon, Lowalangi (Mula Jadi Na Bolon bagi orang Batak)menciptakan langit berlapis Sembilan. Lalu menciptakan pohon kehidupan bernama Tora’...