ADA DUA ORANG BIARAWAN yang sudah hidup bersama selama empat
puluh tahun dan mereka tidak pernah bertengkar. Satu kali pun belum pernah.
Suatu hari, seorang dari mereka berkata, ‘’Tidakkah kau berpikir bahwa inilah saatnya kita bertengkar, paling tidak sekali saja?’’ Biarawan yang lainnya menyahut,’’Bagus kalau begitu! Mari kita mulai! Apa yang harus kita pertengkarkan?’’
Suatu hari, seorang dari mereka berkata, ‘’Tidakkah kau berpikir bahwa inilah saatnya kita bertengkar, paling tidak sekali saja?’’ Biarawan yang lainnya menyahut,’’Bagus kalau begitu! Mari kita mulai! Apa yang harus kita pertengkarkan?’’
“Bagaimana kalau
sepotong roti ini?’’ kata biarawan pertama.
‘’Baiklah, marilah kita bertengkar karena roti ini. Terus
bagaimana kita melakukannya?’’Tanya biarawan yang kedua.
Biarawan pertama lalu berkata, ‘’Roti ini punyaku. Ini
miliku semua.’’
Biarawan yang kedua menjawab, ‘’Kalau begitu, ambil saja.’’
Kedamaian tidak perlu dihancurkan oleh sebuah pertengkaran
atau perdebatan. Hanya ‘’aku’’-lah yang menghancurkan kedamaian. ‘’Ini
miliku,dan aku tidak ingin berbagi dengan orang lain.’’ Ketika Anda mempunyai
sikap terlekat dan egois seperti itu, hati Anda lambat laun akan semakin
menjadi keras. Inilah musuh utama kedamaian: Sebuah hati yang terlekat, keras,
dan egois.
Bayangkan bila disebuah negara terdapat sekelompok orang
yang mempunyai tanah luas dan uang banyak berkata, ‘’kami tidak akan
membagi-bagi kemakmuran kami dengan siapapun.’’ Bayangkan pula bila didalam
Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), setiap bangsa mengambil sikap, ‘’Kami hanya mau
berurusan dengan kemakmuran kami sendiri, dan kami hanya sedikit peduli
terhadap orang lain.’’ Bagaimana akanada kedamaian dalam situasi semacam itu?
Hati yang keras, bangsa yang keras. Namun sebelum berbicara tentang
bangsa-bangsa, marilah kita berbicar dulu tentang Anda dan saya.
Lihatlah kedalam hati Anda sendiri. Anda bisa berkata,’’Ada
banyak pertengkaran dan perdebatan dalam hidupku!’’
Dan saya berkata, ‘’Tetapi tidak ada rasa sakit hati,
kepahitan, atau kebencian.’’
Anda mengatakan, ‘’Ada begitu banyak penderitaan dan rasa
sakit dalam hidupku!’’ Dan saya mengatakan, ‘’Tetapi hati nuranimu tidak
terganggu.’’
Anda lalu mengatakan, ‘’Ada banyak sekali kegiatan dan
tindakan dalam hidupku.’’ Dan sayapun masih berkata, “Tapi, toh, tidak ada
ketengangan syaraf atau kemarahan.’’
Dapatkah Anda mengatakan sedemikian ini? Seandainya Anda
dapat mengatakannya, Anda akan menjadi pembangun perdamaian dimuka bumi ini.
Tujuan yang paling utama dari sebuah doa adalah menyebarkan kedamaian
dimana-mana. Bagaiman itu bisa terjadi? Apakah kita akan melakukannya? Apakah
kita akan melakukannya sekarang? Pejamkan mata Anda. Anda akan melakukan sebuah
latihan rohani yang amat sederhana yang berlangsung tidak lebih dari satu atau
dua menit saja.
Pejamkan mata dan rasakan seluruh tubuh Anda. Rasakan
sentuhan pakaian dengan bahu, dan pakaian yang menyentuh punggung Anda. Tangan Anda. Rasakan tangan Anda
bersandar pada seseuatu atau kedua tangan saling bersentuhan. Rasakan pantat
Anda menempel pada permukaan kursi. Kaki Anda menyentuh sepatu atau lantai.
Sekali lagi: bahu, punggung, tangan, pantat, kaki.Ulangi sekali lagi, dengan
perlahan-lahan: bahu, punggung, tangan, pantat, kaki. Sekarang pelan-pelan
bukalah mata Anda. Latihan pun selesai.
Apa yang terjadi setelah Anda melakukan latihan yang saya
anjurkan ini? Apakah Anda merasa rileks atau tegang? Kebanyakan orang merasa
rileks; tetapi sebagian lagi merasa tegang. Jika Anda salah satu dari mereka
yang merasa tegang, saya anjurkan Anda untuk terus merasakan ketegangan itu.
Bagian tubuh mana yang Anda rasakan tegang? Tetap sadarilah ketegangan itu
sebisa mungkin. Lambat laun Anda akan makin rileks. Jika Anda melakukan latihan ini selama 5 atau 10 menit, Anda
akan mulai merasa ngantuk atau bahkan tertidur Karena Anda merasa
sungguh-sungguh rileks.
Apakah latihan relaksasi ini membuahkan kedamaian yang saya
bicarakan? Sebenarnya, latihan ini bukan merupakan latihan relaksasi tetapi
sebuah latihan untuk memperhatikan. Baiklah, apakah latihan tersebut membuahkan
kedamaian? Ya, sekuat yang diyakini. Apakah Anda mengetahui apa yang terjadi
ketika Anda melakukan ini? Seakan-akan Anda memasuki diri Anda sendiri, dan
seakan-akan Anda merasakan, mengalami, dan melihat berbagai hal yang
menakjubkan.
Anda Pasti Bisa!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar