Para pecinta seni mungkin sudah lama mengetahui bahwa Van Gogh, yang
memotong telinganya sendiri, menderita gangguan jiwa. Para penggemar
Virginia Woolf juga tahu bahwa novelis asal Inggris itu bertahun-tahun
menderita depresi.
Kenyataan tersebut tampaknya sama dengan kesimpulan studi yang dilakukan tim dari Sweden's Karolinska Institute yang menyebutkan bahwa kreativitas seorang seniman mungkin terkait dengan gangguan jiwa yang dideritanya.
Kenyataan tersebut tampaknya sama dengan kesimpulan studi yang dilakukan tim dari Sweden's Karolinska Institute yang menyebutkan bahwa kreativitas seorang seniman mungkin terkait dengan gangguan jiwa yang dideritanya.
Dengan mempelajari 1,2 juta pasien, termasuk pasien rawat inap atau rawat jalan, para peneliti menemukan bahwa seniman, ilmuwan, serta profesi yang membutuhkan kreativitas umumnya berasal dari keluarga yang punya riwayat gangguan bipolar, schizophrenia, depresi, kecemasan, autisme, anoreksia, bunuh diri, ADHD, serta kecanduan alkohol dan narkotika.
Hasil penelitian juga menegaskan bahwa gangguan bipolar lebih banyak diderita oleh mereka yang berkecimpung di dunia kreatif seperti penulis, penari, atau fotografer. Para penulis bahkan punya kaitan yang spesifik dengan gangguan psikiatri dibanding pada populasi umum. Mereka juga berpotensi lebih besar bunuh diri.
Para ahli mengatakan bahwa kaitan antara gangguan mental dengan para jenius yang kreatif itu seharusnya dipertimbangkan dalam perawatan kesehatan mental di masa datang. "Hasil penelitian ini bisa membuka pendekatan baru dalam terapi kesehatan mental,' kata Simon Kyaga, konsultan psikiatri dari Karolinka Institute.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar