Senyum Yang Indah #Bagian 4


            Didalam cerita antara aku dan dia dibumbui oleh rasa humor yang terbawa. Seakan selalu bibirku ini tampak tersenyum ketika melihatnya berbicara. Oh Tuhan, aku sudah terpikat olehnya. Seandainya aku bisa pergi mungkin rasa ini takan pernah ada. Namun aku hanyalah seperti daun kering yang tertiup oleh angin. Seakan aku terbawa olehnya.
Mungkin setiap hari hari akan lebih menderita bila seandainya aku tidak melihatnya disisiku. Kenapa Yang Maha pemberi cinta menganugerahkan rasa ini kepadaku.

      Begitupun malam saat kami berjalan bersama. Lalu sampailah ketempat yang dia tinggali. Aku mengantarnya tepat kedepan pintu rumahnya. Sebenarnya aku ingin masuk dan berbincang-bincang dengannya lagi. Tapi seolah dia tidak mengizinkanku. Dia hanya berterima kasih karena aku telah mengantarnya. Itu saja. Akupun berpamitan hendak pulang. Lalu munculah kedua adiknya dan memanggilku.
‘’Kakak ini temannya Kak Putri ya?’’
‘’Oh Iya. Kakak temannya Kak Putri’’
‘’Kenapa tidak masuk?’’(Tanya seorang adiknya kepadaku)
Aku memandang sepintas kepada putri. Dia menunjukan bahasa tubuh seakan menyuruhku untuk pergi. Kemudian aku berkata kepada adik-adiknya.
‘’Kakak kemari hanya mengantar Kak Putri saja. Lagian kakak masih ada kerjaan yang belum kakak selesaikan dirumah.’’
‘’Begitu ya, padahal aku ingin kakak mampir disini’’(muka adiknya terlihat sedih)
‘’Kamu tidak usah kuatir. Kakak besok masih mengantar Kak Putri lagi kok?
‘’Benar kak?’’
‘’Iya. Kalau begitu kakak pulang dulu ya’’
‘’Hati-hati kak’’
Aku melihat wajah adik-adiknya kembali tersenyum. Tapi Putri segera memerintahkan adik-adiknya untuk masuk kedalam.
‘’Ya sudah kalau begitu aku pulang dulu’’(aku berpamitan pada wanita tersebut).

      Kemudian aku kembali pulang menuju kerumah. Aku merasa kasihan kepada adik-adiknya. Sebenarnya tadi ingin memberikan sesuatu akan tetapi aku lupa. Ya sudahlah. Sekarang sebaiknya aku beristirahat, karena tubuh ini sudah sangat lelah. Aku akan beristirahat malam ini dengan nyenyak agar besok pagi aku bisa terbangun dengan keadaan  lebih segar. Sebelum tidur aku melihat kembali bayangan wajah putri di angan-angan. Seperti biasanya aku menarik selimut panjang menutupi seluruh tubuhku dengan seperti itu mungkin aku akan lebih dekat lagi merasakan kegilaan yang kurasakan saat ini.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Asal Mula Marga di Pulau Nias

Konon, Lowalangi (Mula Jadi Na Bolon bagi orang Batak)menciptakan langit berlapis Sembilan. Lalu menciptakan pohon kehidupan bernama Tora’...