Sebuah pernyataan
mengatakan, ‘’Uang membuat Anda bahagia jika digunakan untuk kepentingan orang
lain.’’ Banyak orang akan mengatakan kebenaran ini. Orang sudah terbiasa dengan
pemahaman yang umum, bahwa yang paling beruntung adalah yang menerima uang. Si
pemberi uang pastilah rugi.
Suatu sore, seorang mahasiswa
berjalan bersama dosennya yang cukup dekat dengan para mahasiswa. Ketika sedang
berjalan, mereka melihat sepasang sepatu butut ditepi jalan. Mereka yakin
sepatu itu adalah milik seorang pekerja rendahan yang bekerja dihutan.
Sang mahasiswa berpaling pada
dosennya seraya berkata, ‘’Mari kita
sepatunya, lalu kita sembunyi dibalik semak-semak sambil melihat apa yang
terjadi kemudian.’’ Dosen itu menjawab, ‘’Sobatku,
kita tidak seharusnya bersenang-senang dengan mengorbankan orang miskin. Engkau
dapat melakukan sesuatu yang lebih baik, dan itu akan mendatangkan kesenangan
besar dalam dirimu. Caranya adalah memasukan uang kedalam kedua sepatu
bututnya. Setelah itu kita berdua bersembunyi untuk melihat reaksi orang
tersebut.’’ Mahasiswa itupun melakukan seperti yang dikatakan sang dosen,
lalu mereka bersembunyi di balik semak-semak.
Tak lama kemudian, si empunya
sepatu tersebut keluar dari hutan dan bergegas hendak mengambil sepatunya.
Ketika memasukan kaki kesalah satu sepatu, ia merasakan ada benda yang
mengganjal. Ia pun merogoh kedalam sepatu. Ia nampak terkejut dan keheranan
karena ada uang dalam sepatunya.
Ia memegang sambil menatap uang
tersebut, lalu melihat kesekelilingnya apakah ada orang disekitarnya. Tapi, ia
tidak melihat seorangpun disana. Lalu ia memasukan uang itu kedalam kantongnya,
sambil memasang sepatu lainnya. Tapi, lagi-lagi ia terkejut karena didalam
sepatunya yang satu itupun terdapat uang. Perasaan haru menguasainya, ia jatuh
tersungkur dan menengadah keatas. Ia berdoa mengucap syukur dan itu tersemat
dari gerakan mulutnya. Ia berbicara mengenai istrinya yang sakit, serta anaknya
yang kelaparan karena tidak ada uang. Ia bersyukur atas kemurahan yang Tuhan
berikan melalui orang yang tidak diketahui.
Melihat itu, sang mahasiswa
meneteskan air mata. Ia berpaling pada dosennya seraya berkata, ‘’Kau telah
memberiku pelajaran yang tak akan kulupakan. Kini aku mengerti bahwa lebih
bahagialah memberi daripada menerima.’’
………………………………………………………………………………..
Hari ini mulailah
berbagi kesesama yang membutuhkan bantuan kita. Mintalah kepada Tuhan agar Ia
mempertemukan kita dengan seseorang yang sangat membutuhkan pertolongan.
Temukan kebahagiaan yang lebih, dengan cara memberi. Bukan masalah besar
kecilnya pemberian itu, jika kita mau memberi dengan ketulusan dan keikhlasan
maka orang lainpun akan tertolong dan kita akan merasakan kebahagiaan yang
lebih lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar