Penantian Yang Berharga

Ada dua orang teman yang terdampar di sebuah pulau terpencil. Mereka tidak dapat pulang karena perahu yang mereka gunakan menabrak karang dan hancur. Mereka adalah Albert dan Raymond.

Albert berkata kepada Raymond untuk sabar menanti datangnya bantuan bagi mereka. Tetapi, mereka tidak diam saja, mereka berbuat sesuatu dengan harapan bisa mempercepat datangnya bantuan itu. Mereka menyalakan api, meledakan petasan yang mereka bawa, dan membuat tanda pertolongan lainnya. 

Sempat mereka mencoba membuat perahu kecil. Mereka berharap perahu itu perahu itu bisa membawa mereka bertemu dengan para penolong yang mereka nantikan. Namun, belum sampai 50 meter dari pantai perahu tersebut rusak.

Sesudah seminggu disana, persediaan makanan pun habis dan hamper tidak ada yang dapat dimakan di pulau itu. Albert yang tadinya yakin bahwa bantuan akan segera dating, kini mulai jenuh. Ia pasrah jika harus mati disana. Berbeda dengan Albert, Raymond dengan giat mengumpulkan kayu untuk membuat semacam rakit dan mempelajari kesalahan pembuatan perahu sebelumnya.

Setelah selesai mengerjakannya, Raymond memberanikan diri naik ke atas rakit sederhana yang dibuatnya sedangkan Albert tidak mau naik walau sudah dipaksa. Setelah mengapung beberapa puluh kilometer jauhnya dari pantai, Raymond berpapasan dengan sebuah kapal pesiar. Singkat cerita ia pun selamat dan bisa pulang kerumah. Sementara itu Albert akhirnya meninggal di pulau tersebut karena kelaparan.

Mungkin Anda juga termasuk orang yang sedang mengalami kejenuhan, bisa jadi karena menanti hasil yang tidak kunjung Anda dapatkan. Jenuh karena menanti kesembuhan, menanti untuk memiliki anak, mendapat pekerjaan, mendapatkan jodoh, atau pun menanti naik jabatan, dll.

Kejenuhan akan penantian terasa membuat kita semua lelah sehingga terkadang membuat kita enggan untuk berharap kepada Tuhan. Iman kita mulai goyah, sehingga bisa menyebabkan kejatuhan mental yang sangat perih sekali. Tetapi Anda jangan seperti itu! Ayo! Mari!, Kita harus mengambil sikap sama seperti seorang Raymond tadi yang tetap sabar dalam penantiannya lalu disertai dengan berbuat sesuatu yang berguna, sehingga kita tidak hanya menunggu keajaiban itu datang sendiri untuk menyelamatkan hidup kita, tetapi kita harus menjadi dan menciptakan  keajaiban itu, tentunya dengan pertolongan Tuhan semata.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Asal Mula Marga di Pulau Nias

Konon, Lowalangi (Mula Jadi Na Bolon bagi orang Batak)menciptakan langit berlapis Sembilan. Lalu menciptakan pohon kehidupan bernama Tora’...