Rebana kecil menari-nari
Selama awan menutupi bumi
Tak akan goyah imanku ini
Tak perlu ada guratan kesedihan
Bila naungan fajar bercerita
Kepada hati nan lembut dan percaya
Maka pada siapa tarian-tarian ini
Kupersembahkan pada sang pemilik hati
Hati nan tegar ketika berkata: "sayangku"
Aduhai kepada pilar-pilar hati
Janganlah engkau mudah tumbang
Tetapi kuatkanlah selembar oleh daun-daun
Kepada sang mentari bertanya: dimana ia yang telah pergi?
Aku telah berjumpa denganNya
Kepada kesadaranku kepada penglihatanku
Janganlah ia mencuri hati lagi
Karena saat ia mencuri yang terdengar hanyalah bunyi tari-tarian rebana yang teralun renyah ditelinganya hingga masuk kerongga telinganya
Dapatkah alunan rebana menjadi alat untuk memuliakan sang maha tinggi?
Kepada siapakah alunan nada ini berbunyi, aku tidak tahu, yang pasti ia tidak mendengarnya lagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar