Seindah pelangi diwaktu siang
Seharum mawar menunggu hujan
Gerimis yang tiada henti
Mengundang kerinduan hati
Waktu seakan dalam drama
Memukul tokoh antagonis
Jauh melesat dan memudar
Terantuk kedalam kerasnya batu
Wahai pecinta
Dalam sendirimu tiada cerita
Tentang tambatan hati yang mulai meninggalkan luka diujung senja
Kurasa entah mengapa
Dalam kalbu menjadi buta
Kokoh tembok-tembok penjara
Merangkai goresan emas dalam tulisan cinta
Akal yang menjelma dalam bait-bait sang perayu
Mulai pulang dalam lara
Tiada kata memulai dalam gelap
Sendau tangis terhibur keabsahan sukma
Lambat waktu dalam kamar kebisuan
Tertulis seorang perwira yang menikam jiwa
Embun dalam seuntai daun keladi
Mekar sang melati melambai-lambai
Kesakitan sang penolong
Dalam dinding-dinding panas fatamorgana
Melintas pelangi dalam bingkai kaca
Keindahanmu seumpama buah kurma kering memadu manis
Kecantikanmu mengalir disudut pelangi pagi, siang, dan malam
Mengisi bakul-bakul kosong
Dalam lemari-lemari tua sampai penuh
Oh jingga, karma sedang membicarakanmu
Oh merah, gelap dan terang bersamamu
Warna lainpun tak masuk dalam perumpaan nasibku
Mengapa? Kutanya mengapa..
Mungkin jawabnya ada didalam buah disurga
Umpama lebah tak bersarang
Dia tak akan menjanjikan hasil
Gadis merah muda
Dengan gaun merah
Cerita tentangmu menyingkap kebisuan mulutmu yang takut berbicara
Takkan lama aku akan menghapus kesedihan penantian ini
Bila kita saling jumpa kan kuhirup nafasmu
Biar tiada kata berlalu,biar tiada kata menghilang
Diujung fajar mentari dan bulan akan berpisah
Namun bintang akan bernyanyi
Harap kau dan aku akan jumpa
Dalam cerita yang telah digariskan
Oleh langit
Tiada kata berpisah diujung kebekuan hati
Hanya jemari yang kaku yang akan menghapus itu semua
Namun aku ada dalam nirwana
Dan engkau juga, menyatu seperti malam dengan ribuan bintang-bintang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar