Nikmati Perjalanan


Baru-baru ini kami sekeluarga bepergian. Beberapa rencana dan proyek yang tertunda sudah menanti kami. Dalam perjalanan pulang kami menghitung jarak yang harus kami tempuh. Tetapi 150 kilometer sebelum tiba dirumah, kami mengalami kecelakaan dan istriku meninggal.

            Sebelumnya, saya dan istri saya telah sepakat bahwa mewujudkan impian-impian kami lebih penting daripada menyelesaikan sebuah proyek.

            Kita hidup dalam kerinduan. Kita bertemu seseorang yang istimewa, lalu menikah dan mempunyai anak. Kita memimpikan mempunyai sebuah rumah, membuat perubahan dalam kerja, atau mungkin kembali kekampus untuk mendapat gelar – kadang-kadang sampai pada tahap tertentu sehingga kita lupa menikmati hidup. Tugas atau perjalanan selanjutnya dapat membuat kita demikian sibuk sehingga kita gagal menghargai hal-hal indah yang terjadi sepanjang perjalanan hidup itu.

            Membuat rencana, menatap masa depan, walaupun perlu, kadang-kadang dapat mengaburkan pandangan kita untuk menghargai bentangan hidup sesehari – bentangan yang sedang kita lalui saat ini. Tuhan memanggil kita untuk menikmati perjalanan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Asal Mula Marga di Pulau Nias

Konon, Lowalangi (Mula Jadi Na Bolon bagi orang Batak)menciptakan langit berlapis Sembilan. Lalu menciptakan pohon kehidupan bernama Tora’...