Demi masa sesungguhnya manusia berada dalam keadaan yang penuh
dengan cobaan didunia ini. Tuhan adalah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
hambanya. Tapi menurutku aku sangatlah kecil dibanding dengan isi jagad raya
ini, bahkan aku tidak dapat memandang jauh melebihi batas penglihatan indra
manusiawiku. Memang benar setiap manusia selalu diuji keimanannya karena itulah
yang mendewasakan iman orang tersebut. Begitupun yang aku alami dihidupku,
terasa penuh dengan ujian, tapi aku selalu memohon kepadaTuhan agar selalu
menyertai perjalanan hidupku dan jangan pernah meninggalkanku.
Sejuknya udara pagi ini. Tak
pernah aku merasakan hembusan nafas fajar yang terasa hangat seperti secerah
sinarnya yang menerpa tubuhku. Mungkin aku sedang bahagia tak terhingga. Lama
aku menantikan sesorang yang dapat menemani hidupku. Tiba-tiba mulutku menyebut
nama wanita itu. Mungkin Putri adalah orangnya. Sepertinya aku harus mandi
menyegarkan tubuhku tapi ingin aku berolahraga sejenak. Akupun melihat rutinitas
orang-orang yang sedang berangkat kerja. Mereka penuh dengan semangat saat
mengawali pagi ini. Akupun berharap begitu.
Selesai dari mandi akupun
bersiap-siap berangkat kerja. Aku adalah seorang pekerja paruh waktu. Ada
sebuah toko yang menjual berbagai macam pakaian dan berbagai aksesorisnya
disitulah aku bekerja. Kira-kira seperempat jam aku sampai ke toko tersebut.
Biasanya aku menaiki angkutan umum namun hari ini sepertinya aku ingin
mengendarai sepeda saja. Lagi-lagi masalah perut. Akupun segera ke warung
langgananku untuk sarapan pagi kira-kira jam tujuh. Sesampainya disitu aku
menaruh sepedaku dan masuk kedalam. Aku terkejut saat pagi-pagi begini putri
sudah bekerja membersihkan warung tersebut kemudian aku juga melihat Ibu warung
sedang ikut membersihkan juga. Kemudian aku memanggil putri.
‘’Put, sejak kapan kamu disini?’’(tanyaku yang heran saat
melihat dia bekerja pagi-pagi sekali)
‘’Dari jam enam tadi saya sudah sampai disini, emang
kenapa?’’
‘’enggak, aku hanya kagum kamu rajin bekerja’’
‘’Ya sudah, aku mau sarapan dulu. Apa yang baru dimasak?’’
‘’Hmm..ada telur dadar sama sayur nangka’’
‘’Ya sudah, tolong siapkan. Oh ya jangan lupa pakai sambal
ya?’’
‘’Oke’’
Sekitar lima menit aku duduk lalu putri datang dengan
membawa pesananku.
‘’Ini?’’(Putri tersenyum)
‘’Trimakasih’’
‘’Kamu tidak kerja?’’
‘’Ini aku baru mau berangkat’’
‘’Oh..kalau gitu saya melanjutkan bersih-bersihnya dulu ya’’
‘’Ya’’
Tak terasa sudah jam didinding sudah menunjukan pukul
delapan. Saatnya aku cepat-cepat berangkat kerja kalau tidak bisa dimarahi sama
tuan tokonya nanti. Akupun berpamitan pada Putri dan Ibu warung dan segera
mengayuh sepedaku ketempat kerja.
‘’Oh tidak,
sekarang sudah jam delapan lewat, sepertinya aku akan terlambat sepuluh
menit.’’ Saat sampai ditempat kerjaku terlihatlah olehku seorang yang berpostur
tubuh besar serta gendut dan agak tinggi teman-teman kerjaku sering
memanggilnya pak Brewok karena dia mempunyai jambang yang tumbuh lebat di
sekitar pipi dan mengelilingi mulutnya. Dia terkenal agak galak kepada setiap
pegawai. Dia sangat disiplin sekali dan sangat menghargai waktu. Bahkan sampai
disiplinnya baru-baru ini salah seorang temanku dipecat karena tidak
mengirimkan surat saat sedang sakit. Semua karyawannya sangat takut kepadanya
begitu juga denganku.
‘’Bagaimana ini?’’(aku bingung saat akan berhadapan dengan
pak brewok).
Tiba-tiba suaranya yang besar memanggilku dari kejauhan.
‘’Hei..Kamu, cepat kemari!!’’
‘’Iya, ada apa pak?’’(akupun menjawab dengan lembut)
‘’Kamu karyawan disini?’’
‘’Ya pak, saya karyawan disini’’
‘’Ini jam berapa?’’
‘’Jam delapan lebih pak’’
‘’Kamu tahu itu artinya apa?’’
Akupun hanya terdiam dan hanya mengelengkan kepala.
‘’Hari ini kamu tidak usah masuk kerja’’(kata pak brewok
kepadaku)
‘’Kenapa aku tidak usah masuk kerja, pak?’’
‘’Kamu harus libur’’
‘’Liburan pak?, itu artinya sekarang aku tidak bekerja pak’’
‘’Ya benar, kamu pulang saja’’
‘’Oh terima kasih pak’’(akupun sangat senang karena kusangka
dia marah kepadaku tetapi malah memberiku libur kerja. Lalu aku siap-siap untuk
pulang tapi aku lupa aku akan masuk kerja lagi., jadi aku bertanya kepada pak
brewok sebelum aku pergi)
‘’Oh ya pak, kapan aku akan masuk kerja lagi?’’
‘’Kamu tidak usah masuk kerja dan tidak perlu datang kesini
lagi karena sekarang kamu saya pecat!’’
‘’Tapi apa salah saya pak?’’(aku seakan tidak terima dengan
keputusan sepihak yang dilakukannya)
‘’Tidak usah banyak tanya. Sekarang kamu pergi dan jangan
pernah kembali’’
Betapa
sedih hatiku waktu itu. Namun aku tetap harus pergi karena aku sudah tidak
diterima lagi bekerja disitu. Didalam perjalanan aku sangat ingin marah kepada
diriku sendiri. Aku mengendarai sepedaku dengan kencang sekali tanpa memikirkan
kondisi jalan yang aku lewati. Lalu tiba-tiba ban sepedaku melintasi sebuah
lubang yang dalam dan membuatku terpental dari dudukan sepedaku kejalan yang
berbatu. Setelah jatuh aku melihat darah mengalir disikutku dan lututku, terasa
perih namun aku tetap berusaha bangkit berdiri dan mengambil sepedaku kembali.
Setelah aku mendapatkan sepedaku akupun mengendarainya tapi terasa tidak nyaman
lagi karena ruji-ruji ban depan sudah bengkok membentuk angka delapan. Sungguh
sial hari ini.
Senyum Yang Indah #Bagian 6
Kurasakan aura mistis benar-benar membuatku ketakutan.
Namun aku tetap duduk dan tidak kemana-mana. Lalu setelah sekian lama aku duduk
akupun tiba-tiba bisa melihat kembali benda-benda yang ada disekitarku.
Mungkinkah aku sekarang rabun atau ini hanya mimpi atau bisa jadi ini hanya
sebuah reaksi relativitas yang Einstein gambarkan. Ternyata setelah kuselidiki
lebih lanjut kegelapan yang sempat aku alami tadi ternyata dirumahku hanya
sedang mati lampu berbarengan saat aku masuk kedalam rumah. Tapi teori
relativitas milik Einstein itu ada benarnya juga ketika kita sedang dalam
kondisi gelap maka kita akan membayangkan waktu akan bergerak lebih cepat dan
pikiran kita menjadi cepat gelisah. Tapi aku hanya terus melanjutkan
duduk-dudukku sambil mengambil sekantong keripik pisang dimeja dari Ibu warung.
Lalu tiba-tiba dalam pikiranku beribu kata-kata
berloncatan dari satu tempat ketempat yang lainnya, kemudian merangkainya
menjadi sebuah bentuk kalimat tentang seorang gadis yang bernama Putri.
‘’Putri,? Bagaimana
aku harus mengakhiri semua ini, haruskah aku pergi meninggalkanmu disaat aku
sudah tak mampu lagi menahanmu untuk tetap disampingku, mungkin aku bisa
melakukannya tetapi aku tak mau,… ya… aku tidak mau kau pergi, kau sakit, kau
tidak bahagia, ank au tidak tersenyum lagi. Tapi cerita yang kutulis ini
haruslah berlalu karena hanya tulisanNYA – lah yang tidak akan pernah berlalu …
terus abadi’’
Kemudian aku berdiri menutup mataku, lalu kurasakan semua
benda-benda disekitarku berputar menuju kearahku dan aku mendengar suara-suara
orang terus berdengung ditelingaku tanpa berhenti sedikitpun. Aku tetap berdiri
hingga akhirnya kuhela nafas panjangku … dan berkata
‘’Aku sudah selesai’’
#Kita tidak pernah
tahu apa yang akan terjadi, namun yang harus kita perbuat adalah tetap terus
mensyukuri anugerahnya disetiap waktu hingga kita nanti kembali menuju
kerumahNYA yang suci.#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar