1. Jika
Anda berusaha menjadi bahagia, berusahalah untuk tidak memenuhi nafsu-nafsu
Anda, karena nafsu bukanlah jawaban untuk hidup Anda. Untuk menjadi bahagia,
hentikanlah nafsu Anda, lalu ubahlah nafsu tersebut dengan memahami terbatasnya
nilai yang ada pada nafsu tersebut. Pemenuhan atas nafsu membawa kelegaan dan
kenyamanan, bukan kebahagiaan.
2. Pikirkanlah
hal-hal yang membuat Anda sangat bernafsu. Telitilah hal-hal tersebut satu demi
satu dan tanyakan. ‘’Bisakah aku bahagia entah nafsu itu terealisir atau tidak?
Tidakkah itu akan menjadi sesuatu yang indah?’’
3. Sadarilah
bahwa ada beribu-ribu orang yang benar-benar bahagia tanpa hal-hal atau
orang-orang yang membuat Anda sangat bernafsu.
4. Sekarang
katakanlah kepada setiap hal atau orang yang membuat Anda sangat bernafsu,
‘’Dengan tulus aku ingin berbahagia tanpamu karena kau bukanlah
kebahagiaanku.’’ Anda tidak akan bisa hidup dengan identifikasi yang keliru.
Akuilah terus bahwa identifikasi tersebut bukanlah apa-apa kecuali hanyalah
kesenangan pribadi.
Bahan Pertimbangan:
Tidak ada dorongan alami manusia untuk menjadi penting,
untuk menjadi lebih dari orang lain, atau untuk dianggap lebih besar dari orang
lain. Nafsu untuk menjadi populer, berhasil, atau bahkan untuk dicintai
sebenarnya diciptakan oleh kebutuhan. Dorongan alami yang ada hanyalah untuk
menjadi bebas, yaitu bebas dari beban nafsu untuk menjadi penting, berhasil,
popular, atau untuk dicintai. Menjadi bebas dari kebutuhan untuk dihargai dan
dipuji adalah kebebasan yang pantas diperoleh oleh status kita sebagai manusia
ciptaan Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar